Friday, March 18, 2016

Lokananta Riwayatmu Kini
















Siapa yang tidak mengenal lokananta? sebuah perusahaan rekaman musik (label) pertama di Indonesia berlokasi di Solo Jawa Tengah, yang berdiri pada 29 Oktober 1956 atas prakarsa R Maladi.
Lokananta merupakan studio rekaman tertua yang menjadi saksi bisu sejarah perjalanan rekaman di Indonesia. Lokananta adalah gedung bersejarah  yang memiliki peran sangat sentral terhadap dunia musik Indonesia, ebuah perusahaan yang sejak awal berdiri memiliki dua tugas besar yakni memproduksi dan menduplikasi piringan hitam yang kemudian berubah menjadi cassette audio.

Seiring dengan perkembangannya sejak tahun 1958, piringan hitam mulai dicoba untuk dipasarkan kepada umum melalui RRI dan diberi label Lokananta, yang kurang lebih berarti "Gamelan di Kahyangan yang berbunyi tanpa penabuh". Melihat potensi luar biasa dari penjualan piringan hitam ini maka melalui PP Nomor 215 Tahun 1961 status Lokananta berubah menjadi Perusahaan Negara. Bahkan untuk semakin mengukuhkan eksistensinya sejak tahun 1983, Lokananta memiliki unit produksi penggadaan film dalam format pita magnetik (Betamax dan VHS).

















Digedung bersejarah itulah tersimpan koleksi ribuan lagu-lagu daerah dari seluruh Indonesia. Musik gamelan dari Jawa, Bali, Sunda, Sumatera Utara, serta lagu lagu folklore atau lagu rakyat yang tidak diketahui penciptanya. Tidak hanya itu, bangunan yang kini menjadi salah satu cabang dari Perum Percetakan Negara RI ini menyimpan pula Ribuan master rekaman dari berbagai genre musik Indonesia mulai dari pop, keroncong, tradisional hingga jazz sejak tahun 1950-an hingga era 1980-an dan Rekaman gending karawitan gubahan dalang kesohor Ki Narto Sabdo serta karawitan Jawa Surakarta dan Yogyakarta. Selain itu Lokananta juga memiliki rekaman pidato-pidato kenegaraan Presiden Soekarno.

Salah Satu karya musik produksi Lokananta adalah lagu Rasa Sayange yang direkam bersama dengan lagu daerah lainnya dalam satu piringan hitam. Piringan hitam ini kemudian dibagikan kepada kontingen Asian Games pada tanggal 15 Agustus 1962.
Ketika kasus lagu rasa sayange diklaim sebagai milik malaysia bergulir, lokanantalah yang memiliki peran sebagai saksi kuat yang membuktikan bahwa lagu rasa sayange adalah asli milik indonesia.
Dan kini, Lagu Rasa sayange yang merupakan lagu foklore dari Maluku telah diakui sebagai musik daerah milik rakyat Indonesia.

Dalam sejarahnya, lokananta telah melahirkan beberapa penyanyi ternama di Indonesia. Musisi legendaris seperti Gesang, Titik Puspa, Waldjinah, Ismail Marzuki, Bubi Chen, Jack Lesmana, Bing Slamet dan Idris Sardipun pernah melakukan proses rekaman di studio Lokananta. Tentu kesempatan bisa melakukan proses rekaman di studio lokananta merupakan pengalaman berkesan yang tak terlupakan.
Seperti yang diungkapkan oleh waldjinah, salah seorang penyanyi dan musisi keroncong legendaris yang diberi julukan "Ratu keroncong" yang mengawali kariernya sejak menjadi juara I Bintang Radio Indonesia tahun 1965.
Pada awal kariernya waldjinah sempat meluncurkan album "kompilasi" bersama penyanyi lain seperti Enny Koesrini dan Sri Rahadjeng dalam album Elingo Beboyo Margo di tahun 1968. Banyak di antara album waldjinah dibuat dengan iringan Orkes Keroncong Bintang Surakarta yang dipimpinnya sendiri. Bahkan waldjinah pun memiliki kesempatan untuk berduet dengan si "Buaya Keroncong" dari kota Surabaya, Mus Mulyadi.  

" Walang kekek menclok ning tembok
Mabur maneh meclok ning pari
Ojo ngenyek yo mas, karo wong wedok
Yen ditinggal lungo setengah mati "

Siapa sih yang tidak mengenal sebait lagu yang baru saja dinyanyikan waldjinah? yaaa... walang kekek, salah satu lagu yang berhasil melambungkan namanya di dunia musik keroncong bahkan dikenal hingga manca negara.

Namun sayang seiring dengan berjalannya waktu, masa - masa keemasan dan kejayaan lokanantapun semakin pudar. Perkembangan tekonologi yang semakin pesat menjadi salah satu penyebab semakin terpuruknya lokananta. Kondisi ini dirasa cukup memprihatinkan. Keberadaan Lokananta yang harusnya strategis karena menyimpan harta karun sejarah musik dan perkembangannya, kini seakan dilupakan begitu saja keberadaannya.

Lantas bagaimana masyarakat mengenal keberadaan lokananta ?

















Ketiadaan dukungan finansial untuk merawat harta karun tersebut membuat hampir semua dokumen berharga yang tersimpan di sana menjadi rusak dan tak layak. Untuk menutupi biaya operasionalnya, lokananta mencoba tetap eksis dengan merilis kembali lagu2 bersejarah yang mejadi koleksinya kedalam kaset dan cd yang kemudian diedarkan keseluruh pulau jawa.

Kondisi Lokananta kini bisa dibilang hidup segan matipun tak mau. Sebuah kondisi yang sangat memprihatinkan karena tidak ada perhatian serius dari pemerintah.
















Berbagai pihak pun akhirnya tergugah untuk menyelamatkan Lokananta. Gleen Fleddy dan White Shoes & The Couples Company adalah pribadi yang memberi perhatian khusus dengan melakukan rekaman di studio Lokananta. Gerakan Sahabat Lokananta pun bergaung untuk menyuarakan gerakan penyelamatan Lokananta kepada masyarakat melalui berbagai acara. Dan kini, sejumlah pemerhati Lokananta di kota Solo dan sekitarnya kembali berusaha menghembuskan nafas Lokananta melalui berbagai acara.
















Keprihatinan dan perhatian khusus juga pernah diberikan oleh kalangan pemerintah kota solo, Jokowi yang dulunya pernah menjabat sebagai Walikota Solo pernah melontarkan gagasan untuk menghidupkan kembali Lokananta dengan beberapa pengembangan. Namun semua itu harus kandas dikarenakan status Lokananta yang kini menjadi BUMN.

Misi untuk mengembalikan masa kejayaan lokananta tentu bukanlah sesuatu hal yang mudah. Mengingat beberapa tahun silam Studio Lokananta ini sempat mati suri selama satu dekade yakni 1996 hingga 2006. Kemudian oleh pihak Lokananata diajukan anggaran untuk perbaikan hingga menelan biaya  Rp 700 Juta. Dan terhitung sejak 2008 sampai sekarang Studio Lokananta sudah kembali beroperasi. Pengoperasiannya ini tentu diiringi dengan doa dan harapan dari berbagai lapisan masyarakat ?

















Suatu pengharapan yang sekaligus menjadi mandat dan PR besar, tidak hanya bagi pemerintah maupun pengelola, melainkan juga bagi kita semua untuk berupaya bahu membahu dalam menyelamatkan aset bangsa yang berharga dan bersejarah ini.

Harapan kita bersama bahwa kejayaan lokananta bukan hanya sekedar legenda dimasa lalu. Tugas kita lah untuk mampu mengembalikan lokananta berjaya seperti dulu, dikenal sebagai tempat industri rekaman musik bukan saja orkes keroncong dan alat musik Jawa saja, tetapi untuk berbagai genre musik, baik pop, rock, terutama dikalangan generasi muda.

Mari, bersama sama kita wujudkan gerakan  penyelamatan lokananta jayalah lokananta, jaya pula musik indonesia!!!!

#lokananta #music #recordingstudio #history #vintage
=======================================

Disadur bahasa tulis dari kutipan Redaksi MettaFm Solo 









0 comments:

Post a Comment