Thursday, March 31, 2016

PROMO TOUR BEST CUT'S OF PIYU DI SOLO


Siapa yang nggak kenal Piyu? masa gak kenal?! Ex gitaris Padi ini kini lebih memilih bersolo karir ketimbang nge-Band, pertama mungkin kita dengar suara piyu dari single "Sakit hati" yang menjejerkan namanya dibarisan vocalis solo pria, gak tanggung-tanggung Single tersebut menghabiskan biaya total 1M... wooow...
Belum habis disitu, Piyu juga menjadi Pencipta dan produser beberapa penyanyi kenamaan dalam project albumnya yang bertitle "Sakit Hati".
Tapi kayaknya sayang dong kalo lagu-lagu Piyu yang sedianya diciptakan untuk padi tidak di bawakan lagi, akhirnya dengan sentuhan baru Piyu, terjadilah sebuah project dengan title "Best Cut's of Piyu" yang membawakan 11 hits andalannya bersama Padi dan dinyanyikan oleh penyanyi-penyanyi pilihan, berikut listnya:
  1. Belum Terlambat (Sandhy Sondoro)
  2. Bayangkanlah (Agseisa)
  3. Rapuh (Barsena Bestandhi)
  4. Alasan Terbesar (Dion Agung)
  5. Sesuatu Yang Indah (Tuffa)
  6. Harmoni (Ferdinand Pardosi)
  7. Menanti Sebuah Jawaban (Firly Firlana)
  8. Angkuh (Isa Raja)
  9. Beri Aku Arti (Romy Syalasa)
  10. Mahadewi (Ryan Tedja & Piyu)
  11. Begitu Indah (Bisma Karisma)
Keren-keren kan lagunya? buat yang pingin punya album ini bisa nih dibeli di gerai KFC seluruh Indonesia atau download via ITunes seharga 55rb.


Nah.. sekarang saya mau review Promo Tour Best Cut's of Piyu yang kemarin mampir dikota saya.
Selasa, 29 Maret 2016 di Paragon Lifestyle Mall, Solo.
Malam itu Piyu ditemani Ferdinand Pardosi yang memainkan double akustik gitar bersama Piyu, dengan membawakan 6 lagu hitsnya dalam format akustik, berurutan yaitu:
  1. Harmoni feat. Ferdinand Pardosi
  2. Kasih tak sampai
  3. Mahadewi feat. Ryan Tedja
  4. Alasan Terbesar feat. Dion Agung
  5. Angkuh feat. Isa Raja
  6. Menanti Sebuah Jawaban feat. Firly Firlana

Acara yang dipandu oleh MC dari Radio lokal PTPN ini cukup menyita antusias, banyak yang ikut nyanyi bersama dengan Piyu terlebih lagu Kasih tak sampai dan Harmoni.

Dion menjadi salah satu penyanyi yang banyak dinanti penonton, paling meriah sambutanya dan groovy banget..

Nggak kalah, Isa raja juga memanaskan panggung dengan penampilannya yang garang.. Lagu "Angkuh" serasa jadi miliknya.. bukan lagi Padi. wooowww...
Cek videonya dibawah nih..

---------------(under contructions)

Penampilan Piyu dalam Promo Tour Best Cut's of Piyu malam itu benar-benar berkesan karna membuat saya dan beberapa penonton bernostalgia dari lagu-lagunya. tapi sayang ada beberapa kali trouble di Sound, Sound yang di pakai juga terbilang kurang bagus buat pendengar dan penonton, tapi dibalik itu saya sebagai penonton sangat terhibur dengan penampilan malam itu..

#bestcutsofpiyu #piyu #album #isaraja #dionagung #ferdinandpardosi #firlyfirlana #ryantedja

-Ys-


Friday, March 18, 2016

Solo Tempo Doeloe

Guys yang orang Surakarta alias Solo nih khususnya.. pasti bangga sama kotanya yang sekarang udah jadi kota besar kan?!.. Walau nggak sebesar jakarta tapi.. yah lumayan.. sekarang udah banyak gedung-gedung bertingkat, Super mall, dan pastinya.. Macet Guys!!! :D
Nah.. tau nggak nih kayak apa sih Solo jaman dulu? Jaman sebelom metropolitan, jaman dimana Ortu kamu masih main petak umpet :D
Cek foto-foto dibawah nih.. walau nggak begitu lengkap tapi lumayan mengenyangkan rasa ingin tau kita.. Selamat menyimak..

Pintu Selatan Mangkunegaran (Bag. Utara Ngarsopuro)
Tuh yang sering nongkrong di ngarsopuro.. kalo inget bentuk gerbang selatan Mangkunegaraan, ini bentuk lainnya waktu masih diduduki belanda.... mmm..gak jauh beda sih.


Gapuro Gladag 1935
Nah ini banyak bedanya.. jelas.. dari pohon2annya, model polisinya, angkutannya juga masih andonk tuh.. :D
kira2 sebelah kirinya (Galabo) kayak apa ya????


Pasar Gede 1935


tata letak masih sama ya.. keliatan kayak pecinan..
silakan di cek zoom sendiri biar keliatan..

Pasar Pon Singosaren 1935
Ini Ps. Pon Sebelah mana kurang jelas juga sih.. :D

Stasiun Balapan 1937
Ini Stasiun Balapan waktu masih di pegang Belanda, kalo fotonya berwarna mungkin keliatan tuh di branding bendera Merah-Putih-Biru :D

 Stasiun Jebres 1934

Tugu Kleco
Dari sumbernya kurang jelas taun berapa ini..
Tapi jelas saya belum lahir ini.. :D Masih asri banget kan??

Kantor Pos Gladak 1930

Alun-alun Lor 1941

 Bioskop DEDI (ngarsopuro)


Ini kalo ngga' salah sekarang jadi Karaoke sama Restoran BIMA guys..

Taman Banjarsari
Tau kan taman banjarsari?? itu tugu sekarang dah jadi tugu17 namanya, jadi mendinglah setelah dulu sempat dibuat pasar klitikan dan tempat mangkal para bencong.. :D
Banyak pohon cemara ya? kayak digunung.. kiri.. kanan.. kulihat saja... :D

Oke guys, lumayan kenyang kan rasa pengen taunya? sementara cuma baru dapet itu aja fotonya.. ntar diupdate dah kalo nemu lagi :D
Jadi menurut kamu.. lebih suka Solo yang seperti apa?? nah.. silahkan dipikirkan :D
Terimakasih...

Reviusic #1 Album Cerita Cinta - Kahitna (1994)

 

Nama album "Cerita Cinta" diambil dari lagu andalan yang juga lagu pertama dalam album ini, Maklum jaman dulu lagu pertama itu biasanya buat nama album,..
Didalam album "Cerita cinta" ini ada 10 lagu keren milik Kahitna yang ditampilkan, yaitu :

1."Cerita Cinta"  4:24
2."Seandainya Aku Bisa Terbang"  3:43
3."E-ya E-yo"  4:02
4."Setelah Malam Ini"  3:56
5."Yang Penting Keren"  3:44
6."Aduh"  5:23
7."Bagaimana"  3:59
8."Saat Kunyatakan Cinta"  4:40
9."Janji Kita"  4:12
10."My Valentine"  4:24



Album "Cerita Cinta" Dirilis tahun 1994 dengan personil asli yaitu :  
Yovie Widianto - Music Director, Music Arranger, Accoustic Piano
Carlo Saba - Vocal
Hedi Yunus - Vocal
Ronni Waluya - Vocal
Doddy Is - Bass, Accoustic Guitar
Andrie 'bobo' - Elecktric Guitar, Accoustic Guitar
Harry Sudirman - Percussion
Bambang 'bamby' - Keyboard 2, Background Vocals, dan
Budiana - Drums

Seperti tadi udah dikasih tau, single yang dijagokan tentunya donk lagu "Cerita Cinta", ada yang belum tau lagunya?
Cek aja Video Aslinya nih :

Kahitna - Cerita Cinta


Album ini terbilang sukses, karna mampu melambungkan nama Kahitna kekancah musik Nasional kala itu.

Dan beberapa orang yang berperan penting dalam pembuatan album tersebut adalah :

Deta Gunima - Add. Drum, Perkusi
Margono 'senior' - Add. Tenor saxophone
Musica Studios - Produksi
Bens Leo - Produser
Eddy Susilo - Produser pelaksana
Dik Doank - Photo & Studio
(gak nyangka jaman dulu Dik doang baru jadi Tukang Poto aja... :D )

Ok, demikian Reviusic dari saya.. Thx


Lokananta Riwayatmu Kini
















Siapa yang tidak mengenal lokananta? sebuah perusahaan rekaman musik (label) pertama di Indonesia berlokasi di Solo Jawa Tengah, yang berdiri pada 29 Oktober 1956 atas prakarsa R Maladi.
Lokananta merupakan studio rekaman tertua yang menjadi saksi bisu sejarah perjalanan rekaman di Indonesia. Lokananta adalah gedung bersejarah  yang memiliki peran sangat sentral terhadap dunia musik Indonesia, ebuah perusahaan yang sejak awal berdiri memiliki dua tugas besar yakni memproduksi dan menduplikasi piringan hitam yang kemudian berubah menjadi cassette audio.

Seiring dengan perkembangannya sejak tahun 1958, piringan hitam mulai dicoba untuk dipasarkan kepada umum melalui RRI dan diberi label Lokananta, yang kurang lebih berarti "Gamelan di Kahyangan yang berbunyi tanpa penabuh". Melihat potensi luar biasa dari penjualan piringan hitam ini maka melalui PP Nomor 215 Tahun 1961 status Lokananta berubah menjadi Perusahaan Negara. Bahkan untuk semakin mengukuhkan eksistensinya sejak tahun 1983, Lokananta memiliki unit produksi penggadaan film dalam format pita magnetik (Betamax dan VHS).

















Digedung bersejarah itulah tersimpan koleksi ribuan lagu-lagu daerah dari seluruh Indonesia. Musik gamelan dari Jawa, Bali, Sunda, Sumatera Utara, serta lagu lagu folklore atau lagu rakyat yang tidak diketahui penciptanya. Tidak hanya itu, bangunan yang kini menjadi salah satu cabang dari Perum Percetakan Negara RI ini menyimpan pula Ribuan master rekaman dari berbagai genre musik Indonesia mulai dari pop, keroncong, tradisional hingga jazz sejak tahun 1950-an hingga era 1980-an dan Rekaman gending karawitan gubahan dalang kesohor Ki Narto Sabdo serta karawitan Jawa Surakarta dan Yogyakarta. Selain itu Lokananta juga memiliki rekaman pidato-pidato kenegaraan Presiden Soekarno.

Salah Satu karya musik produksi Lokananta adalah lagu Rasa Sayange yang direkam bersama dengan lagu daerah lainnya dalam satu piringan hitam. Piringan hitam ini kemudian dibagikan kepada kontingen Asian Games pada tanggal 15 Agustus 1962.
Ketika kasus lagu rasa sayange diklaim sebagai milik malaysia bergulir, lokanantalah yang memiliki peran sebagai saksi kuat yang membuktikan bahwa lagu rasa sayange adalah asli milik indonesia.
Dan kini, Lagu Rasa sayange yang merupakan lagu foklore dari Maluku telah diakui sebagai musik daerah milik rakyat Indonesia.

Dalam sejarahnya, lokananta telah melahirkan beberapa penyanyi ternama di Indonesia. Musisi legendaris seperti Gesang, Titik Puspa, Waldjinah, Ismail Marzuki, Bubi Chen, Jack Lesmana, Bing Slamet dan Idris Sardipun pernah melakukan proses rekaman di studio Lokananta. Tentu kesempatan bisa melakukan proses rekaman di studio lokananta merupakan pengalaman berkesan yang tak terlupakan.
Seperti yang diungkapkan oleh waldjinah, salah seorang penyanyi dan musisi keroncong legendaris yang diberi julukan "Ratu keroncong" yang mengawali kariernya sejak menjadi juara I Bintang Radio Indonesia tahun 1965.
Pada awal kariernya waldjinah sempat meluncurkan album "kompilasi" bersama penyanyi lain seperti Enny Koesrini dan Sri Rahadjeng dalam album Elingo Beboyo Margo di tahun 1968. Banyak di antara album waldjinah dibuat dengan iringan Orkes Keroncong Bintang Surakarta yang dipimpinnya sendiri. Bahkan waldjinah pun memiliki kesempatan untuk berduet dengan si "Buaya Keroncong" dari kota Surabaya, Mus Mulyadi.  

" Walang kekek menclok ning tembok
Mabur maneh meclok ning pari
Ojo ngenyek yo mas, karo wong wedok
Yen ditinggal lungo setengah mati "

Siapa sih yang tidak mengenal sebait lagu yang baru saja dinyanyikan waldjinah? yaaa... walang kekek, salah satu lagu yang berhasil melambungkan namanya di dunia musik keroncong bahkan dikenal hingga manca negara.

Namun sayang seiring dengan berjalannya waktu, masa - masa keemasan dan kejayaan lokanantapun semakin pudar. Perkembangan tekonologi yang semakin pesat menjadi salah satu penyebab semakin terpuruknya lokananta. Kondisi ini dirasa cukup memprihatinkan. Keberadaan Lokananta yang harusnya strategis karena menyimpan harta karun sejarah musik dan perkembangannya, kini seakan dilupakan begitu saja keberadaannya.

Lantas bagaimana masyarakat mengenal keberadaan lokananta ?

















Ketiadaan dukungan finansial untuk merawat harta karun tersebut membuat hampir semua dokumen berharga yang tersimpan di sana menjadi rusak dan tak layak. Untuk menutupi biaya operasionalnya, lokananta mencoba tetap eksis dengan merilis kembali lagu2 bersejarah yang mejadi koleksinya kedalam kaset dan cd yang kemudian diedarkan keseluruh pulau jawa.

Kondisi Lokananta kini bisa dibilang hidup segan matipun tak mau. Sebuah kondisi yang sangat memprihatinkan karena tidak ada perhatian serius dari pemerintah.
















Berbagai pihak pun akhirnya tergugah untuk menyelamatkan Lokananta. Gleen Fleddy dan White Shoes & The Couples Company adalah pribadi yang memberi perhatian khusus dengan melakukan rekaman di studio Lokananta. Gerakan Sahabat Lokananta pun bergaung untuk menyuarakan gerakan penyelamatan Lokananta kepada masyarakat melalui berbagai acara. Dan kini, sejumlah pemerhati Lokananta di kota Solo dan sekitarnya kembali berusaha menghembuskan nafas Lokananta melalui berbagai acara.
















Keprihatinan dan perhatian khusus juga pernah diberikan oleh kalangan pemerintah kota solo, Jokowi yang dulunya pernah menjabat sebagai Walikota Solo pernah melontarkan gagasan untuk menghidupkan kembali Lokananta dengan beberapa pengembangan. Namun semua itu harus kandas dikarenakan status Lokananta yang kini menjadi BUMN.

Misi untuk mengembalikan masa kejayaan lokananta tentu bukanlah sesuatu hal yang mudah. Mengingat beberapa tahun silam Studio Lokananta ini sempat mati suri selama satu dekade yakni 1996 hingga 2006. Kemudian oleh pihak Lokananata diajukan anggaran untuk perbaikan hingga menelan biaya  Rp 700 Juta. Dan terhitung sejak 2008 sampai sekarang Studio Lokananta sudah kembali beroperasi. Pengoperasiannya ini tentu diiringi dengan doa dan harapan dari berbagai lapisan masyarakat ?

















Suatu pengharapan yang sekaligus menjadi mandat dan PR besar, tidak hanya bagi pemerintah maupun pengelola, melainkan juga bagi kita semua untuk berupaya bahu membahu dalam menyelamatkan aset bangsa yang berharga dan bersejarah ini.

Harapan kita bersama bahwa kejayaan lokananta bukan hanya sekedar legenda dimasa lalu. Tugas kita lah untuk mampu mengembalikan lokananta berjaya seperti dulu, dikenal sebagai tempat industri rekaman musik bukan saja orkes keroncong dan alat musik Jawa saja, tetapi untuk berbagai genre musik, baik pop, rock, terutama dikalangan generasi muda.

Mari, bersama sama kita wujudkan gerakan  penyelamatan lokananta jayalah lokananta, jaya pula musik indonesia!!!!

#lokananta #music #recordingstudio #history #vintage
=======================================

Disadur bahasa tulis dari kutipan Redaksi MettaFm Solo